KABARHARMONI | BANDUNG, – Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bandung terus berupaya keras dalam mengurangi angka pengangguran dan memperluas kesempatan kerja bagi warganya.
Dengan melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang ketenagakerjaan, Disnaker berkomitmen untuk melayani masyarakat dengan memberikan solusi melalui berbagai program inovatif.
Salah satu fokus utama Disnaker adalah menciptakan peluang kerja yang lebih luas dan menekan angka pengangguran terbuka di kota ini.
Untuk menanggulangi masalah pengangguran, Disnaker Kota Bandung telah melaksanakan sejumlah program penting, seperti pelatihan kerja, pemagangan, dan program padat karya.
Upaya ini bertujuan untuk memberikan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja serta mengurangi angka pengangguran yang terus meningkat, terutama pasca-pandemi Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung, Drs. Andri Darusman M.Si., saat menjadi Nara Sumber Buka Suara Bahas Solusi (BASA BASI), Podcast PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Kota Bandung, Senin, 13 Januari 2025.
“Sebelum masa Covid-19, angka pengangguran terbuka di Kota Bandung berada di angka 8,1% atau sekitar 100 ribu orang. Namun, setelah pandemi, angka pengangguran melonjak menjadi 11,46% atau sekitar 160 ribu orang yang membutuhkan pekerjaan,” tambah Andri.
Namun, meski pandemi membawa dampak negatif pada angka pengangguran, Disnaker Kota Bandung tidak tinggal diam. Melalui berbagai program, angka pengangguran mulai menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada tahun 2022, angka pengangguran terbuka turun menjadi 9,5%, dan di tahun 2023 berkurang lagi menjadi 8,83%.
“Sekarang, di tahun 2024, Alhamdulillah, angka pengangguran turun menjadi 7,4 persen, dengan sekitar 90 ribu orang yang masih membutuhkan pekerjaan,” ujar Andri Darusman dengan penuh optimisme.
Meskipun angka pengangguran terbuka mengalami penurunan yang signifikan, Andri Darusman mengingatkan bahwa target untuk mencapai angka pengangguran 0 persen tidaklah realistis.
“Setiap tahunnya, ada lulusan baru yang membutuhkan pekerjaan, terutama lulusan dari sekolah menengah kejuruan (SMK) dan SMA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” jelasnya.
Oleh karena itu, Disnaker Kota Bandung menargetkan penurunan angka pengangguran terbuka di tahun 2025 menjadi sekitar 6,4 hingga 6,5 persen.
Dalam rangka mencapainya, Disnaker akan mengimplementasikan tiga strategi utama: pelatihan kerja, pemagangan, dan pelaksanaan program padat karya.
Salah satu strategi utama Disnaker adalah pelaksanaan pelatihan kerja. Pada tahun 2024, Disnaker telah menyelenggarakan pelatihan untuk 13 jenis keterampilan di berbagai bidang, mulai dari kuliner, tata rias, web designer, hingga digital marketing.
Pelatihan kuliner, khususnya katering, menjadi favorit karena kuliner selalu menjadi industri yang berkembang pesat di Kota Bandung.
Andri Darusman menyatakan, “Pelatihan kuliner, terutama katering, menjadi yang paling diminati, karena di Kota Bandung, orang suka tidur dan enak makan.”
Selain itu, pelatihan-pelatihan ini bertujuan untuk menciptakan wirausaha baru.
“Kami ingin membantu masyarakat untuk tidak hanya menjadi pekerja, tetapi juga menjadi pengusaha. Pelatihan ini bertujuan untuk membentuk dan mewujudkan wirausaha baru,” ungkapnya.
Pada tahun 2024, Disnaker berhasil melaksanakan pelatihan dengan jumlah partisipan mencapai 9 ribu orang. Untuk tahun 2025, Disnaker menargetkan dapat melatih hingga 15 ribu orang di berbagai bidang.
Selain pelatihan, Disnaker Kota Bandung juga melakukan inovasi dalam layanan untuk mempermudah akses masyarakat. Salah satu inovasi terbaru adalah program MASTER (Mobil Anjungan Sahabat Ketenagakerjaan), sebuah layanan jemput bola yang membawa layanan ketenagakerjaan langsung ke kelurahan dan acara-acara di Kota Bandung.
“Mobil MASTER ini memungkinkan masyarakat untuk mengakses berbagai layanan seperti pembuatan kartu kuning atau kartu prakerja tanpa harus datang ke kantor,” jelas Andri.
Disnaker juga telah mengembangkan aplikasi New Bima, yang memungkinkan masyarakat untuk mengakses berbagai layanan ketenagakerjaan secara online.
“Melalui aplikasi New Bima, masyarakat bisa membuat surat kuning, mengajukan pengaduan, berkonsultasi, atau mendaftar pelatihan tanpa harus datang ke kantor. Semua layanan tersedia di platform ini,” ujar Andri.
Lebih dari itu, aplikasi New Bima juga memungkinkan pencari kerja untuk melihat langsung informasi tentang perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.
“Job fair sebenarnya berlangsung setiap hari di aplikasi New Bima. Perusahaan dapat mencantumkan kebutuhan tenaga kerja beserta kompetensinya, sehingga pencari kerja bisa langsung mengakses informasi tersebut,” terangnya.
Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung terus bekerja keras untuk menciptakan peluang kerja dan menurunkan angka pengangguran terbuka. Melalui berbagai program pelatihan, pemagangan, dan layanan inovatif seperti MASTER dan aplikasi New Bima, Disnaker berkomitmen untuk memfasilitasi warganya dalam meraih kesempatan kerja.
Dengan target penurunan angka pengangguran di tahun 2025, Disnaker berharap dapat mencapai hasil yang lebih baik lagi dalam memperluas kesempatan kerja di Kota Bandung. *Red
Komentar