KABARHARMONI | BANDUNG, – Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara, menegaskan, bahwa, penanganan masalah banjir di Kota Bandung tidak bisa dilakukan secara parsial.
Menurut Koswara, Solusi yang efektif harus mencakup pendekatan terintegrasi, dimulai dari hulu hingga hilir, dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait.
“Saya kira, apa yang dilakukan oleh Pemkot Bandung sudah mengakomodir konsep itu, tinggal konsistensinya. Apakah keberlanjutan dari program-program ini bisa dilakukan atau tidak?” ujar Koswara, saat peresmian Kolam Retensi Pasar Gedebage, Rabu, 5 Februari 2025.
Pemkot Bandung, melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM), telah mengambil sejumlah langkah untuk mengatasi permasalahan banjir.
Hasilnya cukup menggembirakan, genangan banjir yang semula terdapat di 68 titik kini berhasil dikurangi menjadi hanya 6 lokasi.
Koswara, menekankan, bahwa, tantangan terbesar kini adalah memastikan program-program tersebut tetap berjalan secara berkelanjutan.
Koswara, menegaskan, bahwa, penanganan banjir yang efektif tidak dapat dilakukan secara terisolasi, terutama di daerah hulu, diperlukan koordinasi dengan daerah sekitar, seperti, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, sangat penting, terutama dalam menjaga keseimbangan lingkungan di kawasan Bandung Utara.
“Kalau di hulu makin kritis, upaya di hilir akan sia-sia. Makanya kita harus menguatkan kolaborasi dengan kabupaten/ kota sekitar, serta memperkuat kebijakan perlindungan lingkungan, khususnya di Bandung Utara,” tegas Koswara.
Koswara, menjelaskan, bahwa, upaya pemulihan lingkungan di daerah hulu akan mempengaruhi kondisi di hilir. karena itu, memperkuat kerja sama antar daerah dan kebijakan perlindungan lingkungan menjadi salah satu prioritas utama.
Anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kota Bandung, H. Andri Rusmana, memberikan apresiasi tinggi terhadap kerja keras Pemkot Bandung dan DSDABM dalam menangani banjir.
“Siang malam mereka terus memikirkan solusi. Saya juga melihat sendiri progresnya selalu ada, meskipun belum sepenuhnya selesai,” ungkap Andri.
Andri menegaskan, bahwa, penyelesaian masalah banjir di Bandung, khususnya di Gedebage, bukan hanya tanggung jawab Pemkot Bandung, tetapi juga membutuhkan kerja sama dengan Kabupaten Bandung dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Ketika ada rencana membuat sodetan untuk mengalirkan air ke Gedebage, malah terjadi perdebatan dengan Kabupaten Bandung. Ke depan, ego sektoral ini harus dihilangkan. Permasalahan banjir adalah masalah kita bersama,” tegas Andri.
Selain pembangunan infrastruktur seperti kolam retensi, Andri juga menyoroti pentingnya kebijakan tata kelola air yang lebih terencana dengan baik.
“Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih nanti harus memiliki ‘blueprint’ kebijakan yang jelas tentang aliran air dari hulu ke hilir,” ujar H. Andri Rusmana, S.Pd.I., M.A.P., salah seorang Anggota DPRD Kota Bandung, dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dengan adanya kebijakan yang terstruktur dan terintegrasi, serta dukungan dari seluruh pihak terkait, diharapkan penanganan banjir di Kota Bandung dapat terus mengalami kemajuan, membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat, dan mengurangi potensi risiko bencana banjir di masa depan. *Red
Komentar