‘Tidak Dipilah, Tidak Diangkut’ Jadi Solusi Atasi Krisis Sampah di Kota Bandung

KABARHARMONI | BANDUNG, – Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara, menegaskan, bahwa, kebijakan “tidak dipilah, tidak diangkut” harus diterapkan dengan konsisten untuk mengatasi masalah sampah yang semakin kompleks.

“Kami sudah membuat mekanisme, sampah yang sudah dipilah di sumber akan lebih mudah dikelola. Jika masyarakat memilah sampah sejak awal, pengangkutan dan pengolahan akan lebih efektif,” jelas Koswara, di Balai Kota Bandung, Selasa, 11 Februari 2025.

Koswara, menyoroti peran penting masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Kesadaran untuk memilah sampah, terutama di tingkat rumah tangga, dinilai sebagai kunci sukses pengelolaan sampah yang baik.

“Perubahan budaya masyarakat dalam memilah sampah adalah tantangan terbesar,” kata Koswara.

Sebagai bagian dari upaya untuk menurunkan jumlah sampah yang dikirim ke TPA Sarimukti, Koswara mengungkapkan, bahwa, ritase sampah sudah berhasil dikurangi secara bertahap.

Pada tahun 2023, jumlah ritase sampah mencapai 230, berkurang menjadi 170 pada tahun 2024, dan diproyeksikan mencapai 157 ritase pada tahun 2025.

“Jika kita semua bisa mencapai target residu 30 persen, maka, sampah yang dikirim ke TPA bisa di bawah 100 ritase,” ungkap Koswara.

Koswara, menekankan, pentingnya pendekatan tegas dalam pengelolaan sampah.

Salah satu contoh nyata, Koswara mengungkapkan, bahwa, Pasar Caringin diberikan teguran keras, karena tidak mengelola sampah dengan baik.

“Pemerintah kota harus berani bersikap tegas terhadap pengelola kawasan yang tidak menjalankan kewajibannya,” tegas Koswara.

Dengan berbagai upaya tersebut, Koswara, berharap, kebijakan pengelolaan sampah di Kota Bandung dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan di masa mendatang.

Diharapkan, kesadaran masyarakat dan penerapan kebijakan yang lebih disiplin akan membuahkan hasil yang maksimal dalam mengatasi permasalahan sampah di Kota Bandung. *Red

Komentar