TPST Nyengseret, Efektif Kurangi 16,5 Ton Sampah ke TPA

KABARHARMONI | BANDUNG, – Sejak beroperasi pada 11 Januari 2025, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Nyengseret di Jalan Bojongloa No. 65, Panjunan, Kec. Astanaanyar, telah menunjukkan capaian signifikan dan berhasil mengurangi 16,5 ton sampah yang biasanya dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Keberhasilan menurunkan angka tonase pengiriman sampah ke TPA, merupakan hasil dari perubahan sistem pengolahan sampah, yang sebelumnya hanya menerapkan pola kumpul-angkut-buang, kini beralih menjadi sistem pemilahan.

Kepala TPST Nyengseret, Tati Haryati, menjelaskan, bahwa, TPST beroperasi dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB, dengan pengumpulan sampah dilakukan hingga pukul 15.00 WIB.

“Saat ini, TPST Nyengseret memiliki 51 orang pegawai yang bertugas untuk mengelola sampah di kawasan tersebut,” kata Tati.

Tati, menambahkan penjelasannya dan merinci, bahwa, Setelah sampah dikumpulkan, langkah pertama yang dilakukan adalah penimbangan, selanjutnya, sampah dimasukkan ke dalam mesin pemilahan yang membagi sampah menjadi dua jenis antara organik dan anorganik.

Proses pengelolaan sampah selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Sampah Organik
Sampah organik dikirim ke eks TPA Jelekong untuk diolah menjadi pupuk organik dan media tanam. TPST Nyengseret bekerja sama dengan vendor serta memanfaatkan lahan di eks TPA Jelekong sebagai tempat produksi.

2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik yang memiliki nilai tinggi disalurkan kepada pengepul, sementara sampah bernilai rendah dikirim ke TPST Tegallega untuk pengelolaan lebih lanjut.

Meski sistem pemilahan sudah berjalan, Tati Haryati mengakui, bahwa, pemilahan sampah sejak dari rumah masih sangat dibutuhkan.

“Residu yang masuk ke TPST masih cukup banyak. Kalau bisa, warga mulai memilah sampah sejak dari rumah,” kata Tati kepada Wartawan, Sabtu, 1 Februari 2025.

Tati, mengungkapkan, Sejak awal (11 Januari 2025), TPST Nyengseret telah berhasil mengolah sekitar 16,5 ton sampah per hari, yang mencapai 54% dari target harian yang ditetapkan, yakni, 30 ton.

Tati, optimis, Keberhasilan ini menunjukkan efektivitas sistem baru yang diterapkan dalam mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA.

“Ke depan, pihak TPST akan terus berupaya meningkatkan jumlah pengolahan sampah, sehingga pengiriman sampah ke TPA dapat lebih ditekan,” ungkap Tati.

Sebagai langkah lanjutan, Tati mengajak masyarakat Bandung untuk lebih aktif dalam memilah sampah, khususnya sampah yang memiliki nilai ekonomi.

“Sampah yang masih memiliki nilai jual jangan langsung dibuang ke TPS, lebih baik dikumpulkan dan dijual ke bank sampah,” pungkas Tati. *Red

Komentar