KABARHARMONI | BANDUNG, – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, menggelar High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), di Pendopo Kota Bandung, Kamis, 6 Maret 2025.
Pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan inflasi dan kondisi makroekonomi menjelang bulan Ramadhan dan Idul F itri 1446 H.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyoroti pertumbuhan ekonomi kota yang tercatat sebesar 4,99% pada tahun 2024.
Meski ada sedikit pelambatan dibandingkan tahun lalu, Farhan, menekankan, perlunya strategi untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok di tengah tren kenaikan harga menjelang Ramadhan.
Pemkot akan memantau kondisi pasar dan mengoptimalkan program Buruan Sae untuk memastikan kebutuhan pangan masyarakat tetap terjangkau dan stabil.
Pemkot Bandung Evaluasi Inflasi Jelang Ramadhan dan Idul Fitri, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, memimpin diskusi tersebut dan menyoroti pentingnya langkah-langkah menjaga stabilitas harga bahan pokok.
Pertumbuhan Ekonomi yang Melambat
Pada tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung tercatat sebesar 4,99%, mengalami pelambatan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5,07%.
Farhan, menjelaskan, Laju pertumbuhan ekonomi masih berada di angka 5%, meski, sebelum pandemi sempat mencapai 7% pada 2019.
“Tiga sektor utama yang mendominasi pertumbuhan ekonomi kota, adalah, perdagangan 26,32%, industri pengolahan 18,29%, dan sektor informasi serta komunikasi 14,09%,” jelas Farhan.
Farhan, menegaskan, Kami perlu melakukan analisis lebih dalam untuk melihat bagaimana Bandung bisa berkontribusi dalam target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% pada 2025-2029.
“Ini menunjukkan komitmen untuk merumuskan strategi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota,” tegas Farhan.
Memantau Inflasi dan Harga Bahan Pokok
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kota Bandung pada Februari 2024, tercatat, mengalami deflasi sebesar -0,50% secara tahunan (YoY), dan -0,73% secara bulanan (MtM).
Namun, menjelang Ramadhan, tren kenaikan harga bahan pokok mulai terlihat.
“Inflasi yang terlalu rendah juga berisiko, karena, masyarakat bisa meningkatkan belanja secara tiba-tiba, sehingga, memicu lonjakan harga. Motor utama ekonomi adalah konsumsi, tanpa konsumsi, ekonomi kota tidak akan tumbuh,” jelas Farhan.
Untuk memahami kondisi pasar secara langsung, Pemkot Bandung berencana melakukan pemantauan di empat pasar utama pada Minggu pagi saat sahur.
“Kami ingin tahu bagaimana dampak kebijakan pemerintah pusat, dan apakah langkah-langkah efisiensi yang diambil sudah cukup efektif,” ujar Farhan.
Menghadapi Cuaca Ekstrem dan Stabilitas Pasokan
Farhan, mengingatkan, tentang cuaca ekstrem sejak akhir Februari yang berpotensi memengaruhi pasokan bahan pangan.
“Banjir di beberapa wilayah produksi pangan nasional menjadi kekhawatiran tersendiri. Stabilitas harga harus dijaga agar tidak memberatkan masyarakat,” kata Farhan.
Untuk menekan kekhawatiran harga, Pemkot Bandung mengoptimalkan program Buruan Sae, yang mendorong masyarakat untuk menanam kebutuhannya sendiri, seperti, cabai dan bawang.
“PKK, DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian), dan kewilayahan, harus fokus pada komoditas-komoditas ini, agar bisa menekan kekhawatiran harga di masyarakat,” tutur Farhan.
Sinergi Stakeholder untuk Stabilitas Ekonomi
Sebagai langkah strategis, pemerintah akan terus berkoordinasi dengan sektor swasta untuk memastikan produksi dan distribusi berjalan efisien.
“Sinergi antar-stakeholder harus diperkuat, baik lintas sektor maupun lintas wilayah. Harapannya, masyarakat tetap bisa berbelanja dengan bijak dan tidak terpengaruh oleh isu kelangkaan sembako,” harap Farhan.
Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Setda Kota Bandung, Tubagus Agus Mulyadi, menambahkan, bahwa, 94,01% kebutuhan pangan Kota Bandung dipasok dari luar kota, menjadikannya sangat rentan terhadap kenaikan harga akibat gangguan pasokan.
Tb Agus, mengatakan, Berdasarkan pemantauan harga pada akhir Februari, beberapa komoditas pangan menunjukkan kenaikan, sementara inflasi bulanan untuk Kota Bandung tercatat 0,73%.
“Fluktuasi harga ini harus diantisipasi, terutama karena konsumsi masyarakat meningkat selama Ramadhan dan Idul Fitri,” kata Tb Agus.
Dengan langkah-langkah ini, Pemkot Bandung berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi menjelang bulan suci agar masyarakat dapat menjalani Ramadhan dan Idul Fitri dengan nyaman. *Red
Komentar