Pemkot Bandung Tambah Psikolog dan Pekerja Pencegahan Kekerasan

KABARHARMONI | BANDUNG, – Pemerintah Kota Bandung berkomitmen untuk meningkatkan jumlah tenaga psikolog dan pekerja pencegahan kekerasan di sekolah dari dua menjadi delapan orang, seiring meningkatnya masalah kesehatan mental di kalangan pelajar.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyampaikan, bahwa, langkah ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap gangguan mental dan perundungan, di tengah data Kementerian Kesehatan yang menunjukkan 20 persen siswa mengalami stres dan depresi.

Selain itu, Pemkot Bandung akan mengimplementasikan program Training of Trainers bagi guru Bimbingan dan Konseling, untuk memperkuat kemampuan deteksi masalah mental siswa.

Pemkot Bandung Tingkatkan Tenaga Psikolog untuk Kesehatan Mental Siswa

Rencana penambahan jumlah tenaga psikolog dan pekerja pencegahan kekerasan di sekolah menjadi fokus utama.

Langkah ini bertujuan untuk memberikan dukungan yang lebih baik bagi siswa yang menghadapi berbagai tantangan kesehatan mental.

Penambahan Tenaga Psikolog

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menginformasikan, bahwa, saat ini hanya ada dua tenaga psikolog yang bertugas melayani kesehatan mental anak-anak sekolah.

“Kalau sekarang baru ada 2 orang (psikolog). Kita usulkan untuk naik sampai delapan, empat kali lipat,” ungkap Farhan.

Dengan peningkatan jumlah tenaga psikolog, diharapkan, dapat lebih banyak siswa yang mendapatkan perhatian dan bantuan yang mereka perlukan.

Pemkot Bandung berencana untuk menghitung anggaran yang diperlukan sebelum implementasi rencana ini sepenuhnya dilaksanakan.

Ancaman Kesehatan Mental di Kalangan Pelajar

Langkah ini diambil sebagai respon terhadap meningkatnya permasalahan kesehatan mental di kalangan pelajar.

Data dari Kementerian Kesehatan, menunjukkan, bahwa, 20 persen anak sekolah mengalami gangguan mental, seperti, stres dan depresi.

Selain itu, 25 persen siswa mengalami obesitas, dan 40 persen remaja putri mengalami anemia saat menstruasi.

Angka-angka ini mencerminkan urgensi perlunya perhatian lebih terhadap kesejahteraan mental siswa.

Deteksi Dini Melalui Pendidikan

Pemkot Bandung tidak hanya fokus pada penambahan tenaga psikolog, namun juga akan menerapkan program Training of Trainers (ToT) bagi guru Bimbingan dan Konseling (BK).

Program ini bertujuan untuk membekali guru dengan keterampilan mendeteksi dini permasalahan mental siswa.

“Kami akan menambah jumlah tenaga psikolog dan pekerja pencegah kekerasan di sekolah. Ini penting agar kita bisa melakukan deteksi dini terhadap masalah non-fisik, seperti, kesehatan mental dan perundungan,” jelas Farhan.

Dengan cara ini, tindakan pencegahan bisa dilakukan lebih awal sehingga masalah dapat teratasi sebelum berkembang lebih jauh.

Komitmen pada Kesejahteraan Tenaga Pendidik

Selain fokus pada kesehatan siswa, Wali Kota Farhan, juga menegaskan komitmen Pemkot Bandung dalam meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik.

“Mendidik itu tidak mudah, tapi tugas kita adalah mencerdaskan bangsa,” tutur Farhan.

Hal ini menunjukkan, bahwa, perhatian terhadap kesehatan mental siswa juga berkaitan erat dengan kesejahteraan para pendidik yang berperan penting dalam proses pendidikan.

Dengan langkah strategis ini, Pemkot Bandung berupaya menciptakan lingkungan sekolah yang lebih sehat dan lebih aman bagi semua siswa.

Penambahan tenaga psikolog dan peningkatan kemampuan guru, diharapkan, dapat menghasilkan dampak positif dalam penanganan kesehatan mental di kalangan pelajar. *Red

Komentar