KABARHARMONI | BANDUNG, – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa penutupan tempat hiburan malam selama bulan suci Ramadhan merupakan bagian dari tanggung jawab pemerintah dalam menjaga kekhusyukan ibadah umat Muslim.
Dalam acara bertajuk “Ramadhan Penuh Cinta” dan Resepsi Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama (NU), yang berlangsung di Masjid Raya Alun-alun Bandung pada Sabtu, 22 Maret 2025. Farhan menyampaikan komitmennya untuk memastikan bahwa warga Bandung dapat menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk.
Kewajiban Pemerintah dalam Menjaga Ibadah
Farhan menegaskan “Adalah kewajiban dari Kota Bandung beserta seluruh jajarannya untuk memastikan bahwa warga Bandung bisa menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk.”
“Untuk itu, surat edaran Wali Kota sesuai dengan Perda yang menutup tempat-tempat hiburan malam yang dianggap bisa mengganggu kekhusyukan ibadah harus ditegakkan,” tegas Farhan.
Pernyataan ini menegaskan pentingnya disiplin dalam menjalankan peraturan yang ada demi menciptakan suasana yang kondusif selama Ramadhan.
Apresiasi Terhadap Aparat Penegak Hukum dan Masyarakat
Farhan juga mengapresiasi peran serta aparat penegak hukum dan masyarakat sipil, termasuk ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama, yang telah berkontribusi dalam memastikan bahwa aturan ini dilaksanakan dengan baik.
Farhan menyampaikan, “Terima kasih kepada para penegak hukum yang begitu konsisten menjaga agar hukum tetap tegak.”
“Terima kasih kepada masyarakat sipil yang membantu kami memastikan tempat-tempat tersebut tidak mengganggu kekhusyukan ibadah kita,” ujar Farhan.
Dukungan masyarakat sangat penting dalam mewujudkan lingkungan yang mendukung pelaksanaan ibadah.
Baca Juga: Satpol PP Bandung Tutup Karaoke Saga Vigor yang Langgar Aturan Selama Ramadhan
Toleransi dan Keberagaman di Kota Bandung
Lebih lanjut, Farhan menegaskan bahwa kebijakan penutupan tempat hiburan malam ini tidak bertentangan dengan nilai-nilai toleransi.
“Kota Bandung adalah kota yang dalam praktik beragamanya sangat moderat, sangat memberikan ruang toleransi yang luas, dalam konsep yang kita kenal dengan nama Islam Nusantara,” jelas Farhan.
Hal ini menunjukkan komitmen Kota Bandung untuk menjadi contoh dalam mengelola keragaman dengan cara yang harmonis.
Menciptakan Lingkungan Aman untuk Kelompok Rentan
Farhan juga mengapresiasi peran masyarakat, ulama, dan pemimpin dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Terutama bagi kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak.
“Saya melihat wajah-wajah penuh harap dari para ibu-ibu, karena para ibu ini adalah perempuan, salah satu kelompok paling rentan. Harus mendapatkan banyak manfaat dari setiap kegiatan pemerintahan dan masyarakat sipil yang ada,” kata Farhan.
Komitmen untuk melindungi dan memberdayakan kelompok rentan adalah salah satu prioritas dalam pembangunan sosial di Kota Bandung.
Ruang Publik yang Aman untuk Anak-Anak
Sebagai penutup, Farhan menegaskan pentingnya menciptakan ruang publik yang aman bagi anak-anak, yang menjadi indikator keberhasilan pembangunan kota.
Diungkapkan oleh Farhan, “Yang paling membahagiakan adalah ketika melihat anak-anak bermain di kota kita. Ketika sebuah kota memiliki ruang publik untuk anak-anak bermain dengan penuh rasa aman.”
“Artinya, kerja-kerja kita sebagai bagian dari masyarakat besar Kota Bandung memiliki manfaat untuk anak-anak yang merupakan masa depan kita semua,” ungkap Farhan.
Keberhasilan pembangunan mengukurnya tidak hanya dari infrastruktur, tetapi juga dari kualitas kehidupan masyarakat, terutama generasi muda.
Dengan demikian, kebijakan penutupan tempat hiburan malam selama Ramadhan tidak hanya merupakan langkah untuk menghormati ibadah umat Muslim. Tetapi juga merupakan upaya untuk memperkuat rasa toleransi dan menciptakan kondisi yang lebih baik bagi seluruh warga Kota Bandung. *Red
Komentar