KABARHARMONI | BANDUNG, – Masjid Mungsolkanas, sebagai masjid tertua di Kota Bandung yang didirikan pada tahun 1869, kembali menampilkan eksistensinya dalam khidmat ibadah.
Terletak di Gang Mama Winata, Jalan Cihampelas RT 02 RW 05, Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong, masjid ini menjadi pusat spiritual bagi umat Islam, terutama selama bulan suci Ramadhan.
Suasana Khidmat di Malam Nuzulul Quran
Pada malam 17 Ramadhan, peringatan Nuzulul Quran di Masjid Mungsolkanas berlangsung dengan penuh khidmat.
Jamaah dari berbagai kalangan berkumpul dalam suasana yang damai untuk mengikuti rangkaian acara.
Peserta memulai kegiatan dengan melaksanakan shalat Maghrib secara berjemaah, lalu melanjutkan dengan tadarus Al-Quran.
Bacaan ayat suci mengalun dengan merdu, menggema di antara dinding masjid, membawa ketenangan yang mendalam bagi setiap yang hadir.
Djoko Wibowo, Ketua DKM Masjid Mungsolkanas, menjelaskan bahwa mereka akan melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan juga saat Malam 17 Nuzulul Qur’an, di sela-sela Shalat Tarawih, Rabu, 13 Maret 2025.
Pernyataan tersebut menegaskan komitmen masjid dalam menghayati momen spiritual ini.
Momen Mendekatkan Diri kepada Allah S.W.T.
Selain serangkaian ibadah yang diadakan, banyak jemaah memilih untuk berada di masjid hingga menjelang sahur.
Mereka menghabiskan waktu untuk membaca Al-Quran, berdzikir, dan berdoa.
Warisan Spiritual dan Budaya Islam
Masjid Mungsolkanas tidak hanya berperan sebagai tempat untuk beribadah, tetapi juga sebagai saksi dari sejarah perkembangan Islam di Bandung.
Masjid ini menyimpan mushaf Al-Quran tertua yang terawat dengan baik, menjadi simbol pelestarian warisan budaya Islam yang kental.
Peringatan Nuzulul Quran di masjid ini lebih dari sekedar seremoni tahunan; ia meneguhkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan meneruskan warisan spiritual.
Inspirasi untuk Mengamalkan Ajaran Al-Quran
Dengan semangat Ramadhan yang semakin menggelora, kami berharap kegiatan seperti ini terus berlangsung.
Menginspirasi umat Islam untuk mendalami makna Al-Quran dan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Perenungan atas kebesaran, oleh karena itu, dapat terwujud cita-cita luhur dalam menjalani kehidupan yang lebih bermakna.
Dalam konteks yang lebih luas, keterlibatan aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid ini menjadi jembatan penghubung bagi umat.
Sarana penghubung untuk saling berinteraksi dan memperkuat tali persaudaraan, yang merupakan inti dari ajaran Islam itu sendiri. *Red
Komentar