Dinkes Kota Bandung Siagakan 80 Puskesmas Hadapi Banjir

KABARHARMONI | BANDUNG, – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung siagakan 80 Puskesmas beserta tim kesehatan dan ambulans menghadapi curah hujan yang berisiko tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan, Anhar Hadian, menjelaskan, bahwa, tim surveillance siap melaksanakan penilaian cepat selama 24 jam, untuk memberikan rekomendasi terkait kebutuhan di lapangan.

Sementara itu, 42 rumah sakit juga disiapkan, dengan pelayanan darurat yang tersedia setiap saat, dan antisipasi terhadap penyakit umum pasca-banjir, seperti, diare dan DBD.

Siaga Bencana: Dinas Kesehatan Kota Bandung Perkuat Layanan Kesehatan

Menghadapi ancaman curah hujan yang tinggi dan risiko hidrometrologi, Dinkes Kota Bandung mengambil langkah proaktif dengan menyiagakan 80 puskesmas.

Selain itu, tim kesehatan dan ambulans, juga siap sedia untuk memberikan layanan cepat dan efisien.

Tim Surveillance 24 Jam

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, mengungkapkan, Jika di luar jam kerja, ada tim surveillance siaga 24 jam, dimana, Tim ini memiliki peran penting dalam melaksanakan penilaian cepat dan memberikan rekomendasi yang diperlukan di lapangan.

“Jika diperlukan, Tim Surveillance bisa mengajukan permintaan untuk ambulans, posko kesehatan, atau kunjungan tim kesehatan. Rekomendasi dikeluarkan oleh tim ini,” tambahnya.

Kesiapan RS dan Pelayanan Darurat

Dinas Kesehatan Kota Bandung juga memastikan, bahwa, kesiapan rumah sakit sudah optimal.

Sebanyak 42 rumah sakit, akan beroperasi dengan layanan UGD yang siap 24 jam.

Anhar, menegaskan, Kami akan prioritaskan jika ada korban banjir.

Ini, menunjukkan komitmen Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam memberikan penanganan yang efektif kepada masyarakat yang terdampak.

Dua Tipe Pelayanan Kesehatan

Dirut Rumah Sakit Bandung Kiwari, dr. Yorisa Sativa, menjelaskan tentang dua tipe pelayanan yang disiapkan.

Pertama, pelayanan statis, yang melibatkan masing-masing rumah sakit dengan tenaga medis yang tersedia.

“Pastinya, kesiapan kami akan lebih ekstra, manajemen SDM, peralatan dan sebagainya, ditingkatkan,” jelas dr. Yorisa.

Kedua, pelayanan mobile, yang dapat berbentuk posko kesehatan yang berkolaborasi dengan berbagai unsur, termasuk, spesialis, psikiater, dan dokter lainnya.

“Ini perlu antisipasi,” ucap dr. Yorisa, merujuk pada penyakit yang biasa muncul saat bencana banjir, seperti, diare, ISPA, dan DBD.

Kolaborasi untuk Kesehatan Masyarakat

Yorisa, mengingatkan, pentingnya keterlibatan Puskesmas dan Klinik swasta dalam menangani peningkatan penyakit pasca-banjir.

“Jangan sampai peningkatan penyakit,” harap dr. Yorisa.

Langkah kolaboratif ini, diharapkan, bisa memperkuat upaya penanganan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Komitmen RSUD Bandung

Sementara itu, Dirut RSUD Bandung, Nita Kurniati Somantri, menegaskan, Rumah sakit yang dipimpinnya siaga 24 jam.

Nita, memastikan, bahwa, fasilitas, tim medis, logistik, dan obat-obatan sudah siap untuk mengatasi kemungkinan yang terjadi.

Kesigapan ini menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam menjaga kesehatan masyarakat, terutama, di tengah potensi bencana.

Dengan berbagai strategi ini, Dinas Kesehatan Kota Bandung menunjukkan kesiapan yang matang dalam menghadapi kondisi darurat.

Kerja sama yang solid antara berbagai instansi kesehatan, diharapkan, dapat meminimalisir dampak buruk dari bencana hidrometrologi dan melindungi kesehatan masyarakat. *Red

Komentar