KABARHARMONI | BANDUNG, – Dalam sebuah wawancara yang diadakan pada 11 April 2025, untuk membahas visi dan arah kepemimpinannya.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa kepemimpinan di Kota Bandung saat ini bukanlah tentang sosok personal, melainkan representasi dari sebuah institusi.
Pernyataan ini diungkapkan Farhan sebagai bagian dari komitmennya untuk membangun komunikasi yang berfokus pada pelayanan publik, bukan pencitraan pribadi.
Baca Juga: Farhan: Kepemimpinan Solid Menjadi Faktor Utama Mencapai Tujuan
Kepemimpinan Kolektif
“Ketika saya dan Pak Wakil Wali Kota dilantik, maka sosok Farhan pribadi sudah tidak ada. Yang ada adalah Pak Wali, seorang pejabat publik yang mewakili institusi Pemerintah Kota Bandung,” ujar Farhan.
Dalam pandangannya, wali kota dan wakil wali kota harus bekerja secara kolaboratif dengan jajaran pemerintah kota, mulai dari kepala dinas, camat, hingga lurah.
Komunikasi publik yang dijalankan selama lima tahun ke depan diharapkan dapat menciptakan kesadaran bahwa kepemimpinan bersifat kolektif dan institusional, bukan semata-mata untuk menonjolkan figur pribadi.
Baca Juga: Farhan: Untuk Bandung Perlu Kerjasama. Tidak Ada Rivalitas!
Mengatasi Tantangan Kepercayaan Publik
Farhan menyoroti tantangan kepercayaan publik yang muncul ketika pemimpin terlalu menonjol secara personal.
“Kota Bandung tidak membutuhkan figur selebritas, tetapi kepemimpinan yang kuat, kolaboratif, dan profesional,” tegas Farhan.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam menangani berbagai masalah kota, seperti kemacetan, penertiban pedagang kaki lima (PKL), dan pengelolaan sampah.
“Bandung adalah kota kolaborasi. Tidak ada satu Wali Kota sehebat apapun yang bisa menyelesaikan semua persoalan sendirian,” ungkap Farhan, dengan penuh keyakinan.
Baca Juga: Farhan: Siap Menghadapi Keluhan dan Kritik dari Masyarakat
Mewujudkan Kota Nyaman dan Aman
Dalam usaha mewujudkan Bandung yang nyaman dan aman bagi warganya dan wisatawan, Farhan mencita-citakan kota yang menarik untuk dikunjungi.
“Orang harus datang ke Bandung karena udaranya sejuk, jalannya nyaman, makanannya bersih, dan tidak ada pungli. Kota ini harus memberikan rasa aman dan ketenangan,” ucap Farhan. Ia menyadari bahwa kondisi ini harus terus dipelihara dan ditingkatkan.
Enam Prioritas Utama
Sebagai bagian dari rencana kerjanya, Farhan menargetkan enam prioritas utama: perbaikan jalan, penerangan umum, pengelolaan sampah, pengurangan banjir, pembenahan transportasi publik, dan revitalisasi kawasan perdagangan strategis seperti Alun-alun, Asia Afrika, dan pasar tradisional.
“Kota Bandung harus punya sistem yang berjalan baik, bukan hanya tergantung pada siapa yang memimpin. Itulah makna kepemimpinan berbasis institusi,” tutur Farhan.
Dengan komitmen terhadap kepemimpinan yang institusional, Wali Kota Muhammad Farhan bertekad untuk membawa perubahan positif bagi Kota Bandung dan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi seluruh masyarakatnya. *Red
Komentar