Komitmen Mulia Encep Iman Nurdin: Pahlawan di Balik Tugas Penyelamatan

KABARHARMONI | BANDUNG, – Di saat kebanyakan orang akan memilih untuk menjauh dari bahaya, Encep Iman Nurdin justru bergegas mendekat.

Sebagai Komandan Regu Rescue Peleton 3 di Regu 2 Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, Encep telah mengabdikan dirinya selama enam tahun dalam melayani berbagai situasi darurat.

Dedikasi ini menjadikannya garda terdepan dalam menjamin keselamatan warga.

Tugas Tak Terduga Setiap Hari

Setiap harinya, Encep dan rekan-rekannya tidak pernah tahu panggilan apa yang akan mereka terima.

Pada suatu pagi, mereka mungkin akan membantu seorang anak yang jarinya terjepit cincin; di siang hari, mengevakuasi kucing yang terjebak di sumur; dan di sore hari, membebaskan korban kecelakaan yang terjepit dalam kendaraan.

“Kami tidak hanya memadamkan api, tetapi juga menjaga nyawa dan harapan. Kadang sesuatu yang terlihat sepele bagi orang lain bisa sangat berarti bagi mereka yang mengalaminya,” ungkap Encep dengan tulus.

Baca Juga: Kesiapsiagaan Diskar PB Kota Bandung Selama Idul Fitri 1446 Hijriah

Perjuangan dan Rasa Kehilangan

Bagi Encep, setiap tugas bukan sekadar kewajiban, melainkan ladang pengabdian.

“Lega saat melihat warga yang kami bantu tersenyum, itulah bahan bakar kami untuk terus maju. Namun, ada juga momen-momen yang berat. Ketika kami tiba di lokasi kecelakaan dan tidak bisa menyelamatkan korban, kami merasakan rasa sedih yang sulit diungkapkan,” tutur Encep.

“Kami selalu bertanya-tanya, apakah kami bisa lebih cepat? Apakah kami sudah melakukan yang terbaik?” imbuhnya, mencerminkan beban emosional yang harus dihadapi oleh seorang petugas.

Pengorbanan Waktu Bersama Keluarga

Pengorbanan terbesar Encep bukan hanya soal nyali dan tenaga, tetapi juga waktu bersama keluarga.

Di saat orang lain berkumpul merayakan hari besar, ia harus tetap bertugas.

“Tahun ini, saya tidak mudik ke Cilacap, kampung halaman istri, karena saya bertugas saat Hari Raya Idul Fitri. Saya sudah terbiasa dengan hal ini, tetapi saya tetap merasakan rindu yang harus saya tahan,” kata Encep.

Di balik tantangan tersebut, dukungan dari keluargalah yang menjadi tiang utama Encep.

“Mereka bangga dengan pekerjaan saya. Istri dan anak-anak tahu bahwa ini adalah tugas mulia. Terkadang, saya pulang dengan badan lelah, tapi pelukan mereka adalah obat terbaik,” tuturnya, dengan mata berkaca-kaca.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Dadang Rahma: Pahlawan di Garis Depan Kebakaran

Harapan untuk Kesejahteraan Petugas

Encep juga berharap Pemerintah Kota Bandung dapat lebih memperhatikan kesejahteraan para petugas pemadam kebakaran, terutama mereka yang masih berstatus non-ASN.

“Kami di sini bekerja dengan sepenuh hati. Kami hanya ingin bekerja lebih baik dengan alat yang lebih lengkap dan kepastian bagi rekan-rekan kami yang masih menunggu pengangkatan,” harap Encep.

Panggilan Jiwa di Balik Tugas

Personel yang berdedikasi tinggi di Diskar PB terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, karena mereka menyadari bahwa setiap detik sangat berharga dalam menyelamatkan nyawa.

Setiap sirene yang berbunyi dan setiap panggilan darurat yang masuk adalah tanda untuk membantu sesama.

Encep berujar “Sebagaimana kita ketahui bahwa iman itu ada 70 cabang dan salah satu cabangnya itu yang paling tinggi adalah kalimat ‘La ilaha illallah’, yang paling rendahnya adalah menyingkirkan sesuatu yang menghalangi jalan.”

“Oleh karena itu, saya selalu menganggap pekerjaan ini adalah ladang ibadah untuk memperkuat iman saya,” ujar Encep.

Baca Juga: Diskar PB Kota Bandung Raih Dua Penghargaan di NFSC 2025

Dedikasi Tanpa Henti

Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung menjadi instansi yang bertanggung jawab dalam menangani kebakaran dan berbagai operasi penyelamatan di wilayah tersebut.

Dengan demikian, komitmen Encep dan rekan-rekannya menjadi teladan dan inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa di tengah tantangan dan risiko, ada seberkas cahaya harapan bagi mereka yang membutuhkan.   *Red

Komentar