KABARHARMONI | BANDUNG, – Suasana hangat dan penuh kekeluargaan menyelimuti acara Silaturahmi Akbar bertajuk “Temu Kangen Warga bersama Ulama dan Umara” yang berlangsung di Masjid Agung Buahbatu, Kota Bandung, pada Jumat, 11 April 2025.
Ratusan warga dari berbagai penjuru berkumpul untuk merayakan momen istimewa ini, yang dihadiri langsung oleh Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, yang menyampaikan tausiyah mendorong pembersihan hati dan penguatan hubungan sosial.
Makna Halal Bihalal yang Dalam
Dalam tausiyahnya, Erwin mengungkapkan bahwa halal bihalal adalah bagian penting dari penyempurnaan ibadah Ramadhan. “Selama sebulan penuh, umat Islam menunaikan ibadah puasa dan memperkuat hubungan dengan Allah (habluminallah).
Maka pasca-Ramadhan, tibalah saatnya untuk memperbaiki hubungan dengan sesama manusia (habluminannas) melalui halal bihalal,” jelas Erwin.
Ia menekankan bahwa kegiatan ini bukan sekadar kebiasaan Lebaran, tetapi sebuah momen penting untuk menumbuhkan pembersihan jiwa.
“Siapa yang memaafkan kesalahan orang lain, Allah janjikan balasan surga seluas langit dan bumi,” kata Erwin.
Baca Juga: Pemkot Bandung Gelar Apel dan Halal Bihalal untuk Memperkuat Kolaborasi ASN
Sejarah Istilah Halal Bihalal
Dalam penjelasannya, Erwin mengulas sejarah istilah halal bihalal yang pertama kali dicetuskan oleh KH Wahab Hasbullah, seorang ulama besar Nahdlatul Ulama.
Ia menjelaskan bahwa halal bihalal berfungsi untuk merekatkan kembali persatuan umat Islam pasca-konflik.
“Jadi maknanya bukan hanya sosial, tapi spiritual. Ini adalah jalan untuk meraih ampunan Allah dengan memaafkan sesama,” ujar Erwin.
Pelajaran dari Rasulullah
Erwin juga mengisahkan sebuah peristiwa penting usai Shalat Idul Fitri pada zaman Rasulullah. “Setelah Shalat Id, Rasulullah tiba-tiba mengucapkan ‘Aamiin’ sebanyak tiga kali. Erwin menerangkan bahwa para sahabat bertanya, dan Rasul menjawab bahwa Malaikat Jibril datang membisikkan tiga doa yang harus mereka Aamiinkan.”
Ia kemudian menjelaskan tiga golongan yang tidak menerima doa, yaitu anak yang durhaka kepada orang tua, istri yang durhaka kepada suami, dan muslim yang tidak memaafkan saudaranya sesama muslim.
“Ini menjadi pelajaran besar buat kita semua. Apakah sebelum puasa kita sudah meminta maaf kepada orang tua? Kepada pasangan? Kepada tetangga yang mungkin pernah kita sakiti?” tutur Erwin.
Menjadi Pribadi yang Pemaaf
Menutup tausiyahnya, Erwin mengajak seluruh hadirin untuk menjadikan halal bihalal sebagai momen pembersihan jiwa, pembuka pintu maaf, dan pemutus rantai dendam.
“Tinggalkan rasa iri, dengki, dan dendam. Jadilah pribadi yang pemaaf, karena itulah ciri orang beriman yang sesungguhnya,” kata Erwin.
Baca Juga: Erwin: Kami Ingin Jadi Pemimpin yang Beri Kebermanfaatan bagi Masyarakat
Dialog Terbuka Bersama Masyarakat
Kemudian, masyarakat, ulama, dan Wakil Wali Kota melanjutkan acara dengan dialog terbuka.
Dalam sesi ini, warga menyampaikan aspirasi, pertanyaan, dan harapan mereka untuk masa depan Kota Bandung.
Diskusi ini menambah kehangatan suasana, menggambarkan komitmen pemerintah daerah untuk mendengarkan suara masyarakat.
Dengan demikian, acara Silaturahmi Akbar ini tidak hanya menjadi momen reuni antarwarga, melainkan juga sebagai medium untuk memperkuat ukhuwah dan membangun komunitas yang lebih solid di Kota Bandung. *Red
Komentar