Wamendagri Apresiasi Program Lembur Katumbiri: Inovasi Sosial Berbasis Budaya di Kota Bandung

KABARHARMONI | BANDUNG, – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya, memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kota Bandung atas peluncuran program “Lembur Katumbiri”.

Dalam Simposium Bandung Asia Africa City Network 2025, Bima Arya menilai program ini sebagai inovasi sosial yang menggambarkan nilai budaya dan semangat gotong royong masyarakat urban.

Ia menegaskan bahwa Lembur Katumbiri adalah model inspiratif yang kota-kota lain perlu contoh.

Program Inisiatif untuk Masyarakat

“Lembur Katumbiri ini bukan sekadar program penghijauan atau kampung tematik. Ini adalah cara cerdas untuk membangun kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan komunitas,” kata Bima.

Bima mengatakan, “Kita tidak bisa menggantikan nilai budaya dan rasa memiliki hanya dengan APBD semata,” saat berbicara di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesha, Kota Bandung, pada Senin, 19 Mei 2025.

Lembur Katumbiri adalah inisiatif Kota Bandung yang berhasil mentransformasi kawasan permukiman padat menjadi ruang hidup yang bersih, sehat, penuh warna, dan berdaya.

Masyarakat terlibat dalam perencanaan, penataan, dan pengelolaan, termasuk dalam pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta penguatan identitas lokal.

Baca Juga: Apresiasi Wamen Ekonomi Kreatif untuk Bandung Punya Cerita: Mendorong Ekonomi Kreatif Lokal

Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif

Wamendagri menekankan bahwa program ini adalah contoh nyata Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif (RP2P) yang Kementerian Dalam Negeri galakkan.

“Dalam konsep RP2P, perencanaan pembangunan tidak lagi bersifat top-down, melainkan hasil dialog aktif dengan masyarakat,” ujar Bima.

Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat merupakan aspek penting dalam pembangunan kota yang efektif.

“Program seperti Lembur Katumbiri adalah jawaban atas tantangan perkotaan saat ini. Ada partisipasi, ada nilai budaya, dan ada manfaat ekonomi. Dan ini tumbuh dari bawah, bukan dari kontrak proyek. Ini praktik RP2P yang hidup,” kata Bima.

Baca Juga: Pertemuan Wali Kota Se-Indonesia: Menguatkan Silaturahmi dan Berbagi Ilmu di Pendopo Kota Bandung

Mengajak Kota Lain untuk Belajar

Wamendagri mengajak kepala daerah lain untuk terinspirasi oleh praktik baik yang Kota Bandung terapkan.

Ia menilai bahwa tidak semua kota mampu menumbuhkan rasa memiliki di tengah masyarakat yang semakin majemuk dan kompleks.

“Bandung sekali lagi menunjukkan bahwa kita bisa memulai pembangunan kota tanpa harus bergantung pada gedung besar atau teknologi canggih. Tapi dari hal yang paling sederhana, gotong royong. Lembur Katumbiri adalah simbol dari itu,” tandas Bima.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, meluncurkan program Lembur Katumbiri pada awal Mei 2025.

Sejak saat itu, program ini telah menarik perhatian berbagai pihak, termasuk kementerian dan organisasi internasional.

Kawasan percontohan program ini kini menjadi destinasi belajar bagi komunitas dan kota lain di Jawa Barat.

Baca Juga: Wamen KKP Apresiasi Pembentukan Koperasi Merah Putih di Kelurahan Jatisari Kota Bandung

Harapan untuk Masa Depan

Wamendagri menutup sambutannya dengan harapan agar semua pihak terus mengembangkan inovasi seperti Lembur Katumbiri dan menjadikannya identitas pembangunan Kota Bandung.

“Jadikan ini bagian dari narasi besar Bandung sebagai kota pembelajar, kota kolaboratif, dan kota berkarakter,” pungkas Bima.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Bandung bertekad untuk terus menghadirkan solusi inovatif bagi tantangan perkotaan yang ada.   *Red

Komentar