Soni Bakhtyar: Korsleting Listrik dan Kelalaian menjadi Penyebab Utama Kebakaran

KABARHARMONI | BANDUNG, – Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPMKP) Kota Bandung, Soni Bakhtyar mengungkapkan, dalam kurun waktu tahun 2024 hingga pertengahan 2025, tercatat sekitar 160 hingga 210 kejadian kebakaran di Kota Bandung.

Korsleting listrik menjadi penyebab mayoritas insiden tersebut. Lalu, orang-orang yang tidak mengawasi penggunaan kompor gas dengan baik juga menyebabkan insiden itu.

Penyebab dan Faktor Kebakaran

“Korsleting listrik dan kelalaian saat memasak masih menjadi penyebab utama kebakaran di kota ini. Faktor lingkungan seperti musim kemarau dan kepadatan permukiman juga turut memperparah kondisi,” jelas Soni pada kegiatan Siaran Bersama Radio Sonata, Jumat 25 Juli 2025.

Baca Juga: Yusuf: Penyebab Utama Kebakaran Umumnya Berasal dari Korsleting Listrik dan 90% karena Kelalaian Manusia

Pemetaan Wilayah Rawan Kebakaran

Sebagai bentuk antisipasi, DPMKP terus memetakan wilayah rawan kebakaran, terutama di daerah permukiman padat dan kawasan industri kecil.

Data pemetaan ini menjadi dasar dalam menentukan lokasi pos siaga dan patroli keliling agar penanganan bisa lebih cepat dan tepat sasaran.

“Kami terus memetakan area berisiko tinggi untuk penempatan pos siaga dan jalur patroli. Dengan pemetaan ini, penanganan bisa lebih terencana dan risiko kebakaran bisa ditekan,” ujar Soni.

Peran Masyarakat dan Kesiapan Armada

Peningkatan kesadaran masyarakat adalah salah satu kunci penting dalam menekan angka kebakaran.

Pemerintah terus melakukan edukasi kepada warga, khususnya tentang penggunaan listrik aman dan penyimpanan bahan yang mudah terbakar.

DPMKP Bandung saat ini memiliki lebih dari 50 unit armada aktif, termasuk mobil pemadam, tangki air, dan kendaraan kecil untuk menjangkau gang sempit.

Baca Juga: Edukasi Pencegahan Kebakaran, Erwin: Dikembangkan dalam Format Digital Infografis dan Video

Rencana Ke Depan

Ke depan, DPMKP akan menambah armada khusus dan meningkatkan kapasitas personel.

Terutama untuk penanganan kebakaran di area ekstrem seperti gang padat atau bangunan tanpa jalur evakuasi.

Modernisasi sistem komunikasi dan teknologi pelaporan juga menjadi fokus untuk mempercepat respons.

“Kami terus berbenah. Tujuan kami satu yaitu memastikan keselamatan warga dan memperkecil dampak dari setiap kejadian kebakaran,” kata Soni.   Red

Komentar