KABARHARMONI | BANDUNG, – Suara angklung kembali menggema dengan penuh kehangatan di Gedung De Majestic, Jalan Braga No. 1 Bandung, Sabtu 2 Agustus 2025, dalam acara bertajuk Intimate Concert Saung Angklung Udjo.
Bukan hanya konser seni, acara ini juga menjadi panggung peluncuran buku berjudul “Angklung: Dari Tradisi ke Industri”, yang mengisahkan perjalanan alat musik bambu itu dari kampung-kampung Sunda menuju panggung dunia.
Transformasi Angklung sebagai Simbol Harmoni
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin menyebut, konser dan peluncuran buku ini adalah dua sisi dari satu semangat, pelestarian dan pengembangan budaya bangsa.
“Pemerintah menggerakkan transformasi angklung menjadi bagian dari industri kreatif budaya yang dinamis dan berkelanjutan,” ujarnya.
Angklung sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia
Menurutnya, angklung bukan sekadar alat musik tradisional.
Angklung adalah simbol harmoni, warisan leluhur yang memiliki kekuatan untuk menyatukan masyarakat lintas generasi dan bahkan lintas bangsa.
Peluncuran buku ini menandai tonggak penting dalam sejarah angklung, karena buku ini menyajikan dokumentasi sejarah dan proses transisi angklung dari ekspresi budaya lokal menuju instrumen diplomasi internasional.
Baca Juga: Angklung Festival 2025: Mengukuhkan Identitas dan Lestarikan Warisan Budaya Takbenda Dunia
Buku “Angklung: Dari Tradisi ke Industri”
Buku “Angklung: Dari Tradisi ke Industri” merupakan hasil kolaborasi antara seniman, budayawan, akademisi, dan keluarga besar Saung Angklung Udjo.
Isinya tak hanya mencatat sejarah perkembangan angklung, tetapi juga merekam bagaimana alat musik ini menjadi sarana edukasi, ekspresi kreatif, dan bahkan kekuatan ekonomi.
Apresiasi untuk Saung Angklung Udjo
Erwin menyebut, buku ini adalah bagian dari tanggung jawab bersama setelah UNESCO menetapkan angklung sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia sejak 2010.
“Pengakuan itu bukan akhir, tapi awal dari tugas kita untuk terus merawat, menginspirasi, dan mengedukasi generasi berikutnya,” ujarnya.
Baca Juga: Wali Kota Bandung Rancang Aturan Permanen untuk Pelestarian Cagar Budaya
Konser Intim dengan Sentuhan Angklung Modern
Konser intim dalam acara tersebut menampilkan komposisi klasik dan kontemporer dengan sentuhan angklung modern.
Musisi membawakan beberapa lagu daerah hingga aransemen global dalam harmoni bambu yang menghipnotis para tamu undangan.
Budaya sebagai Kekuatan Bangsa
Erwin menyatakan, budaya bukan sesuatu yang statis, melainkan terus bergerak bersama zaman.
Untuk itu, ia mengajak semua pihak untuk melihat budaya sebagai kekuatan bangsa yang mampu menjawab tantangan masa depan, baik di bidang ekonomi, pendidikan, maupun diplomasi.
Harus memulai Pelestarian Budaya sejak Dini
Buky Wibawa, Ketua DPRD Jawa Barat, menegaskan pentingnya memulai pelestarian budaya sejak dini.
Kita perlu mengenalkan anak-anak usia sekolah pada nilai-nilai budaya, termasuk pengalaman langsung bermain angklung.
Ia percaya, memori masa kecil terhadap budaya akan terekam hingga dewasa dan membentuk kesetiaan terhadap warisan nenek moyang. Red
Komentar