STIKes Dharma Husada Bandung Perkuat Posisi sebagai Kampus Relawan Kebencanaan

KABARHARMONI | BANDUNG, – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Dharma Husada Bandung meneguhkan posisinya sebagai kampus relawan kesehatan dan kebencanaan di Kota Bandung.

STIKes Dharma Husada Bandung menggelar Pelatihan Peningkatan Kesiapsiagaan untuk relawan kebencanaan bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung, serta unsur terkait, untuk meneguhkan komitmen sebagai kampus relawan kebencanaan.

Komitmen Menjadi Relawan Kebencanaan

Ketua STIKes Dharma Husada, Siti Sugih menjelaskan, sejak tahun 2004 kampusnya telah berkomitmen menyiapkan mahasiswa menjadi relawan kebencanaan.

STIKes Dharma Husada telah mengintegrasikan komitmen menjadi relawan kebencanaan ke dalam kurikulum perkuliahan, sehingga komitmen ini bukan sekadar retorika.

“Sejak tahun 2004, seluruh mahasiswa kami adalah relawan siaga. Kini, relawan juga menjadi syarat akademik, di mana keikutsertaan dalam kegiatan kebencanaan bernilai poin keaktifan yang wajib dipenuhi sebelum tugas akhir. Jadi, relawan bukan hanya pengabdian, tapi juga bagian dari proses pendidikan,” ungkapnya.

Baca Juga: STIKes Dharma Husada Bandung Adakan Simulasi Kebencanaan Gempa dan Gunung Berapi

Sinergi dengan Pemerintah Kota Bandung

Dukungan terhadap inisiatif kampus ini datang dari Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi.

Ia menilai keberadaan STIKes Dharma Husada sebagai “kampus relawan” merupakan aset berharga bagi Kota Bandung.

“Bandung patut bangga memiliki kampus yang peduli relawan kesehatan dan kebencanaan. Kiprah ini penting, karena relawan merupakan ujung tombak penanganan darurat saat bencana. Ke depan, kita berharap semakin banyak institusi pendidikan yang mencontoh inisiatif baik ini,” kata Asep.

Baca Juga: Komitmen DPRD dalam Membangun Masa Depan: Memperkuat Pendidikan Karakter di Kota Bandung

Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin mengatakan, Bandung termasuk daerah dengan risiko bencana cukup tinggi, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga kebakaran.

Kondisi geografis dan kepadatan penduduk menuntut kesiapsiagaan masyarakat yang tinggi, sehingga kesiapsiagaan menjadi prioritas utama.

“Melalui Perda Nomor 3 Tahun 2022, Pemkot Bandung sudah menegaskan pentingnya pendidikan dan pelatihan kebencanaan. Pelatihan hari ini adalah bukti nyata komitmen Pemkot bersama akademisi untuk meningkatkan kesiapsiagaan,” jelas Erwin.

Baca Juga: Edukasi dan Simulasi di SMPN 1 Bandung: Membangun Budaya Sadar Bencana di Kota Bandung

Relawan Kebencanaan sebagai Kunci Menghadapi Bencana

Menurutnya, kehadiran relawan terlatih akan sangat membantu pemerintah dalam mengurangi risiko bencana.

Relawan kebencanaan harus memiliki keterampilan teknis, empati, solidaritas, dan semangat gotong royong untuk membantu masyarakat yang terkena bencana.

“Kita ingin relawan kebencanaan di Bandung menjadi contoh bagi daerah lain, bahwa kebersamaan, kesiapan, dan profesionalisme adalah kunci menyelamatkan jiwa dan mengurangi risiko bencana,” ujar Erwin.    Red

Komentar