KABARHARMONI | BANDUNG, – Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, secara resmi meresmikan kawasan wisata tematik Lembur Katumbiri di RW 12, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong.
Peluncuran ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat sektor pariwisata yang berbasis masyarakat. Sekaligus menjadikan Kota Bandung semakin kaya akan seni dan budaya.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Menghidupkan Kawasan
Dalam sambutannya, Farhan menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap kolaborasi antara berbagai dinas, komunitas, dan seniman yang telah berkontribusi dalam mewujudkan kawasan ini.
Ia menekankan bahwa kehadiran Lembur Katumbiri adalah perwujudan dari visi pembangunan Kota Bandung yang lebih komprehensif. Tidak hanya terfokus pada infrastruktur teknis.
“Bandung sekarang sedang fokus membangun sektor pariwisata. Bukan hanya Disbudpar, tapi juga Dinas Bina Marga dan SDA ikut menciptakan destinasi. Ini luar biasa,” ujar Farhan.
Baca Juga: Komitmen Wali Kota Bandung untuk Penertiban Bangunan di Sempadan Sungai
Program “Bandung Punya Cerita”
Farhan mengumumkan peluncuran program “Bandung Punya Cerita” untuk memperkaya narasi kota. Program ini dimulai pada bulan Agustus dan akan berlanjut hingga perayaan Hari Jadi Kota Bandung pada bulan September.
Program ini bertujuan untuk mendokumentasikan sejarah, cerita rakyat, dan mural yang memiliki nilai kuat.
Farhan menekankan, “Kita ingin Bandung punya cerita. Jangan sampai kota ini hanya jadi tempat lewat, tapi tak memberi kenangan.”
Membangun Keteraturan dan Keberlanjutan
Selain fokus pada estetika dan narasi, Farhan juga menyoroti pentingnya menjaga keteraturan di kawasan ini. Mencakup penataan pedagang kaki lima (PKL) dan pengaturan parkir.
Ia berharap Lembur Katumbiri dapat menjadi contoh kawasan wisata yang rapi, inklusif, dan berorientasi edukasi.
Didi Ruswandi, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, mengungkapkan bahwa warga sebelumnya mengenal kawasan ini sebagai “Kampung Pelangi 200,” yang viral pada tahun 2020.
Revitalisasi kawasan mencakup pengecatan ulang 347 rumah dengan biaya mencapai Rp190 juta, melibatkan 150 personel.
Didi menyampaikan, “Kita mulai dari luar karena bagian dalam sempat terkendala anggaran. Namun, hal ini luar biasa karena telah viral sebelum diluncurkan secara resmi.”
Baca Juga: Teras Cihampelas: Fokus Baru Wali Kota Bandung untuk Optimalisasi Pusat Kreativitas dan Bisnis
Daya Tarik dan Konservasi Lokal
Lembur Katumbiri menawarkan daya tarik yang istimewa, dengan lokasi strategis yang menghadap view mata elang. Dan mural khas karya seniman Kapten John.
Selain itu, kawasan ini juga mengembangkan konservasi ikan endemik, urban farming, dan pasar mingguan. Hasil kolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP).
Warga setempat langsung mengusulkan nama Lembur Katumbiri untuk menggantikan nama sebelumnya.
Kami berharap nama ini dapat mencerminkan identitas lokal yang lebih mendalam.
“Katumbiri” dalam bahasa Sunda berarti pelangi, memberikan nuansa yang lebih kontekstual terhadap keindahan kawasan tersebut.
Baca Juga: Kampung Wisata Melon: Inovasi Destinasi Wisata Premium di Bandung
Destinasi Wisata Baru yang Berkesan
Wali Kota Farhan menutup acara peresmian dengan doa bersama dan meninjau kawasan mural bersama warga dan komunitas.
Rasa antusias warga pun terbayang jelas, menyambut Lembur Katumbiri sebagai destinasi wisata baru yang bukan hanya menjanjikan keindahan. Tetapi juga menjadi sumber kebanggaan dan pemberdayaan bagi masyarakat sekitar. *Red
Komentar