KABARHARMONI | BANDUNG, Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menegaskan bahwa pembangunan di bidang pendidikan menghadapi tantangan yang semakin kompleks seiring dengan perkembangan zaman.
Dalam sebuah seminar di Auditorium Yayasan Assalam pada 17 Mei 2025. Erwin menjelaskan berbagai tantangan internal dan eksternal yang mengganggu kemajuan pendidikan di kota ini. Serta mengusulkan langkah-langkah strategis yang perlu diambil untuk memperkuat sektor pendidikan.
Tantangan Pendidikan di Era Modern
Pendidikan di Kota Bandung saat ini menghadapi tantangan signifikan.
Wakil Wali Kota Erwin menjelaskan bahwa tantangan internal terdiri dari ketimpangan akses pendidikan antara kota dan desa, kurikulum yang kurang kontekstual. Serta minimnya integrasi dengan dunia industri.
“Belum meratanya kualitas guru juga menjadi tantangan utama,” ungkap Erwin.
Sementara itu, tantangan eksternal muncul dari arus globalisasi dan sistem pendidikan progresif yang diadopsi oleh negara-negara seperti Jepang dan Singapura.
Baca Juga: Wakil Wali Kota Bandung: Pendidikan Kunci dalam Menciptakan Generasi Unggul
Langkah Strategis untuk Memperkuat Pendidikan
Menanggapi tantangan tersebut, Erwin menyampaikan langkah-langkah strategis pemerintah untuk memperkuat sektor pendidikan di Bandung.
Langkah-langkah ini mencakup program makan bergizi gratis untuk pelajar, digitalisasi sekolah, serta perluasan akses teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Selain itu, pelatihan berkelanjutan untuk guru, kolaborasi kurikulum vokasi dengan dunia industri, dan penerapan pendidikan inklusif bagi kelompok rentan. Termasuk penyandang disabilitas, turut menjadi prioritas.
Namun, Erwin mengingatkan bahwa pencapaian tersebut memerlukan sinergi dari semua pihak.
“Kita perlu sinergi semua pihak, akademisi, praktisi, masyarakat, dan organisasi seperti ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama). Saya percaya ISNU dapat menjadi jembatan antara nilai keislaman dan kemajuan pendidikan,” tegas Erwin.
Baca Juga: Pemerintah Kota Bandung Berkomitmen Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Kolaborasi
Komitmen Negara dalam Pendidikan
Dalam acara yang sama. Anggota Komisi X DPR RI, Habib Syarief Muhammad Al Aydrus, menekankan pentingnya komitmen negara untuk pendidikan sesuai dengan amanat konstitusi.
Ia menegaskan, “Pendidikan bukan agenda musiman. Ini tanggung jawab konstitusi yang tidak bisa ditawar. Dana pendidikan harus betul-betul menyentuh hal-hal dasar seperti kualitas guru, fasilitas sekolah, dan akses di daerah tertinggal.”
Bagi Habib, kolaborasi antar-lembaga sangat diperlukan untuk mengangkat mutu pendidikan secara menyeluruh.
Baca Juga: Pemerintah Kota Bandung Dukung Kolaborasi Pendidikan untuk Meningkatkan Inovasi
Keterlibatan Banyak Pihak untuk Peningkatan Indeks Pendidikan
Senada dengan pendapat Habib, Ketua PW ISNU Jawa Barat, Ulfiah, menekankan bahwa peningkatan indeks pendidikan memerlukan keterlibatan berbagai pihak.
“Indeks pendidikan nasional harus ditingkatkan. Bukan hanya tugas orang tua, tapi juga masyarakat, pemerintah, dan DPR. Pendidikan harus menanamkan kejujuran dan karakter yang kuat,” kata Ulfiah.
Ulfiah juga menyoroti tantangan di pedesaan yang masih besar, terutama dalam hal sikap dan kesadaran sosial terhadap pentingnya pendidikan karakter.
“Pendidikan adalah jalan menuju masyarakat yang beradab, sejahtera, dan mandiri. Mari kita pastikan, diskusi hari ini tidak berhenti di seminar, tapi menjadi gerakan nyata di lapangan,” pungkas Ulfiah.
Dengan demikian, keberlanjutan dan kemajuan pendidikan di Bandung tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Tetapi memerlukan kerjasama dari berbagai elemen masyarakat.
Setiap langkah yang diambil akan menentukan masa depan para generasi penerus bangsa. *Red
Komentar