KABARHARMONI | BANDUNG, – Pemerintah Kota Bandung terus berupaya memperkuat ketahanan keluarga yang kini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari meningkatnya angka perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, hingga pernikahan dini.
Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menilai bahwa keluarga harus menjadi pondasi utama pembangunan sosial di masyarakat.
Keluarga sebagai Pondasi Utama Pembangunan Sosial
“Keluarga harus menjadi tempat pertama anak mendapatkan pendidikan, nilai, sekaligus ruang bercerita,” ujar Erwin dalam talkshow terkait Ketahanan Keluarga, Rabu 27 Agustus 2025.
Erwin mengungkapkan bahwa hingga 26 Agustus 2025, Pengadilan Agama Bandung telah memproses 5.248 perkara perceraian, memutus 5.180 kasus, dan menerbitkan 3.664 akta cerai.
Persoalan ekonomi menjadi penyebab utama mayoritas perceraian tersebut.
Baca Juga: Mendukung Keluarga ABK: Wakil Wali Kota Bandung, Erwin Berikan Bantuan secara Pribadi kepada Yayasan
Program Berbasis Ekonomi untuk Mengatasi Perceraian
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemkot Bandung meluncurkan berbagai program berbasis ekonomi.
Mulai dari pendirian UMKM Center di 30 kecamatan, pelatihan wirausaha, hingga inkubasi bisnis dengan materi digital marketing.
“Kami tidak hanya memberi bantuan langsung, tetapi juga pelatihan agar keluarga bisa mandiri. Setelah terampil, baru kita bantu dengan modal,” papar Erwin.
Pendidikan untuk Memutus Rantai Kemiskinan Keluarga
Selain aspek ekonomi, Pemkot Bandung juga menyiapkan program pendidikan untuk memutus rantai kemiskinan keluarga.
Pemerintah memberikan beasiswa kuliah gratis kepada 500 anak dari keluarga prasejahtera tahun ini dan menargetkan penerima beasiswa ini meningkat menjadi 2.000 orang pada tahun 2026.
“Kalau anak dari keluarga miskin bisa sarjana, itu akan mengangkat derajat keluarganya,” kata Erwin.
Baca Juga: Erwin Pastikan Pemkot Bandung Berkomitmen Dukung Pendidikan Keagamaan sejak Dini
Penguatan Akhlak dan Nilai Agama
Di sisi lain, penguatan akhlak dan nilai agama turut digencarkan. Pemkot Bandung melaksanakan pelatihan dai di kelurahan, gerakan mengaji, program rumah tahfiz, pesantren lansia, hingga pengelolaan sekolah Al-Qur’an.
“Keluarga tidak cukup hanya kuat secara ekonomi, tapi juga harus kuat secara akhlak dan spiritual,” katanya.
Kolaborasi Lintas Dinas dan Masyarakat
Erwin menambahkan bahwa berbagai program sosial juga diperkuat melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), Kampung KB, serta peningkatan insentif bagi Posyandu.
Program ini menyediakan layanan konseling, edukasi pengasuhan, hingga pemberdayaan ekonomi keluarga.
Pemkot Bandung mengedepankan kolaborasi lintas dinas dan membuka ruang bagi komunitas, organisasi keagamaan, hingga masyarakat sipil untuk terlibat.
Baca Juga: Modernisasi Manajemen Masjid, Erwin: Masjid sebagai Pusat Persatuan dan Pengembangan Masyarakat
Harapan untuk Masa Depan
“Keluarga kuat, generasi Bandung ke depan juga akan kuat, berkarakter, dan siap memimpin,” pungkas Erwin.
Dengan kombinasi program agama, pendidikan, dan ekonomi, Pemkot Bandung berharap keluarga di Kota Bandung bisa lebih kuat menghadapi tantangan zaman. Red
Komentar