KABARHARMONI | BANDUNG, – Wakil Wali Kota Bandung, Dr. H. Erwin, M.Pd., mengajak generasi muda untuk tidak bersikap apatis terhadap politik.
Masa depan bangsa berada di tangan anak muda yang harus berani masuk ke ruang-ruang politik untuk membawa perubahan yang berpihak kepada masyarakat luas.
Saat menghadiri Sekolah Politik Provinsi Jawa Barat, ia menyerukan kepada generasi muda untuk membangun demokrasi yang berintegritas dan menyampaikan ajakan untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi.
Creative Student Home menyelenggarakan kegiatan Sekolah Politik Provinsi Jawa Barat bertema “Muda, Berdaya, Bersuara: Membangun Demokrasi yang Berintegritas” di Aula Kampus 5 International Women’s University (IWU), Jalan PDAM, Sukagalih, Kota Bandung, Minggu, 15 Juni 2025.
Keterlibatan Anak Muda dalam Politik
“Kalian adalah calon pemimpin. Kalian bisa membuat kebijakan yang maslahat bagi semua orang. APBD Kota Bandung, misalnya, harus betul-betul memberi manfaat untuk warganya,” katanya.
Erwin menilai, keterlibatan anak muda dalam politik adalah syarat mutlak agar kebijakan-kebijakan publik bisa berpihak pada rakyat.
“Jangan apatis terhadap politik. Politik itu adalah jalan untuk memperbaiki kehidupan manusia. Kalau ruang politik hanya diisi oleh mereka yang haus kekuasaan, maka masyarakat akan terus dirugikan,” ujar Erwin.
Baca Juga: Pendidikan Politik untuk Generasi Muda: Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Tanggung Jawab Moral sebagai Pemimpin
Erwin juga mengingatkan, menjadi pemimpin bukan soal jabatan semata, tetapi soal tanggung jawab moral.
Karenanya, calon pemimpin harus memiliki tiga kecerdasan utama: intelektual (IQ), emosional (EQ), dan spiritual (SQ).
“Pemimpin adalah orang yang bertindak untuk kemaslahatan umat. Rasulullah SAW memberi contoh lewat empat sifatnya: fathonah, shidiq, tabligh, dan amanah,” kata Erwin.
Baca Juga: Wakil Wali Kota Bandung, Erwin: Tiga Pilar Kepemimpinan untuk Pemimpin Sejati
Peran Perempuan dalam Politik
Sementara itu, Ketua Senat IWU, Umi Narimawati, juga menyuarakan pentingnya peran perempuan dalam politik.
“Kuota 30 persen untuk perempuan harus diisi oleh perempuan sendiri. Kami ingin menghadirkan sekolah politik perempuan untuk mempersiapkan generasi muda menjelang Indonesia Emas 2045,” ungkap Erwin.
Ia menyebut kesetaraan gender bukan soal kesamaan peran secara kaku, melainkan saling melengkapi tanpa diskriminasi.
Membangun Demokrasi yang Berintegritas
Rektor IWU, Prof. Dr. Hj. Dewi Indriani Jusuf, S.E., M.Si, CDMP., berharap acara ini menjadi ruang pembelajaran politik yang mendorong anak muda untuk bersikap kritis, berintegritas, dan siap memimpin masa depan Indonesia dengan semangat perubahan yang positif.
“Ini adalah kebanggaan bagi kami. IWU punya program studi politik dan kerja sama internasional, yang membuka peluang besar bagi mahasiswa untuk belajar politik dengan lebih luas,” ujar Dewi. Red
Komentar