DBD Ancaman Serius, Pemkot Bandung Siapkan Strategi Kolaboratif Kampanye “Jumat 10 Menit”

KABARHARMONI | BANDUNG, – Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius bagi Kota Bandung.

Sepanjang tahun 2025, tercatat 1.653 kasus DBD dengan empat di antaranya berujung kematian.

Selanjutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus menggencarkan berbagai upaya preventif dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat melalui pendekatan kolaboratif.

Erwin: Pendekatan Ecosentris, Semua Unsur Harus Bergerak Bersama

Erwin, Wakil Wali Kota Bandung, menyampaikan secara aktif dalam dialog publik “Bandung Siang Ini” yang disiarkan RRI Bandung Live dan Radio Sonata, Rabu, 9 Juli 2025, bahwa mereka mengaktifkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Plus untuk memutus secara aktif rantai penyebaran nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi vektor virus DBD.

Ia menyatakan, “Kami ingin pendekatannya bukan hanya sektoral, tapi ecosentris semua unsur masyarakat, mulai dari RT, RW, kader kesehatan, hingga perangkat wilayah harus bergerak bersama.”

Jumat 10 Menit dan Satu Rumah Satu Jumantik, Inisiatif Proaktif Pemkot Bandung

Upaya PSN Plus ini mencakup kampanye “Jumat 10 Menit”, yaitu kebiasaan rutin membersihkan lingkungan rumah setiap Jumat selama 10 menit.

Pemkot Bandung juga telah mengembangkan program “Satu Rumah Satu Jumantik”, di mana setiap rumah memiliki Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk melakukan pemeriksaan tempat penampungan air secara berkala.

Baca Juga: Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik Diluncurkan untuk Mengendalikan DBD di Kota Bandung

Teknologi Wolbachia, Solusi Biologis untuk Hambat Penyebaran DBD

Pemkot Bandung juga aktif menerapkan teknologi biologis Wolbachia, yaitu bakteri alami yang mereka suntikkan ke nyamuk jantan untuk menghambat reproduksi nyamuk penyebar virus DBD.

Tim di Kecamatan Ujungberung berhasil melakukan uji coba awal yang menurunkan potensi kasus, sehingga kini mereka tengah mengembangkan teknologi ini ke kecamatan lain seperti Kiaracondong.

Erwin menjelaskan, “Di Ujungberung, program ini sudah sukses. Sekarang kita ekspansi ke wilayah padat penduduk seperti Kiaracondong, karena di sana banyak saluran air dan genangan yang jadi tempat bersarang nyamuk.”

Edukasi dan Penerimaan Masyarakat, Kunci Keberhasilan Program

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bandung, Sony Adam, menjelaskan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada edukasi dan penerimaan masyarakat.

Ia menyayangkan masih adanya warga yang menyemprotkan obat anti-nyamuk (fogging) sendiri tanpa takaran dan prosedur yang tepat.

Sony menyatakan, “Penyemprotan itu harus serentak dan menyeluruh, tidak boleh setengah-setengah. Kalau satu rumah menolak disemprot, ya nyamuknya lari ke sana. Itu tidak efektif.”

Baca Juga: Sarana Utama bagi Masyarakat untuk Aduan Melalui Kanal Resmi SP4N LAPOR!

Meminta Masyarakat Aktif melaporkan Lokasi Rawan DBD

Pemkot Bandung berharap masyarakat aktif melaporkan lokasi rawan DBD dan sampah liar yang menjadi sarang nyamuk sehingga pihak terkait bisa segera menindaklanjuti.

Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah ke sungai.

Sony menegaskan, “Kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab bersama. Kita ingin Bandung keluar dari status endemis. Hari ini merah, insyaallah ke depan tidak merah lagi.”   Red

Komentar